Pentak
Abd, (25/11), Telah dipahami bersama bahwa, budaya bangsa
harus terus diupayakan untuk tetap terjaga kelestariaannya. Upaya ini menjadi suatu keharusan bagi setiap warga negara seiring dengan
sistem informasi yang terbuka di setiap lini.
Keterbukaan sistem informasi tersebut memberikan peluang terhadap budaya
asing silih berganti memasuki negeri kita nyaris tanpa filter. Tak pelak budaya negeri kita yang lebih adi luhung (bernilai sangat tinggi)
lambat laun akan tersingkirkan oleh bangsa kita sendiri yang saat ini tengah
gandrung dengan budaya asing.
Menyikapi kenyataan yang ada tersebut, TNI Angkatan Udara
yang merupakan bagian dari elemen bangsa, ikut ambil bagian melestarikan budaya
bangsa yang nyaris dilupakan, sesungguhnya justru digandrungi oleh bangsa lain,
yakni pagelaran wayang kulit semalam suntuk, yang digelar pada tanggal 24
Nopember 2012 di Stadion Dirgantara Lanud Abdulrachman Saleh.
Budaya kita yang satu ini tidak hanya memberikan tontonan
(hiburan) kepada masyarakat yang hadir menyaksikan, tetapi juga memberikan
tuntunan (teladan) yang sangat bermanfaat bagi masyarakat dalam mengarungi
kehidupan.
TNI AU yang saat ini dipimpin oleh Marsekal TNI Imam
Sufa’at memilih Lanud Abd Saleh dalam penyelenggaraan Pagelaran Wayang Kulit
mengingat masyarakat Malang dan sekitarnya terkenal sangat mencintai budaya
bangsa sendiri ketimbang budaya asing, sehingga diharapkan Pagelaran Wayang
Kulit kali ini disamping untuk melestarikan budaya bangsa sekaligus untuk
mengobati kerinduan masyarakat Malang dan sekitarnya terhadap pagelaran budaya
bangsa yang adi luhung ini.
Pagelaran wayang kulit yang juga dimaksudkan untuk
menumbuhkan kembali patriotisme anak bangsa ini mengambil lakon “Gatutkoco Sang Kusumo Negoro”. Lakon ini sangat relevan dengan kondisi
bangsa negeri ini yang tengah mempertanyakan semangat dan patriotisme yang
pernah dikobarkan Bung Tomo dalam pertempuran di Surabaya.
Oleh karenanya
Komandan Lanud Abd Saleh, Marsekal Pertama TNI Gutomo, S.IP. yang dipercaya
Pimpinan TNI AU untuk menggelar acara kebudayaan ini mengundang seluruh warga
masyarakat Se-Malang Raya untuk hadir menyaksikan Pagelaran Spektakuler ini
yang juga dimeriahkan oleh Pelawak Cuprit dan Cak Tawar dari Surabaya serta
Group Musik SMO Plus dari Surakarta yang menghadirkan tembang-tembang lama karya
Koes Plus.
“Jangan lupa ya, tanggal 24 Nopember 2012 jam 19.00 WIB
di Lapangan Dirgantara Lanud Abd Saleh, ajak teman-teman menyaksikan Pagelaran
Wayang Kulit Spektakuler semalam suntuk dengan dalang Ki. Purbo Asmoro dari
Surakarta dalam lakon “Gatutkoco Sang
Kusumo Negoro”, demikian pesan orang nomor satu di Lanud Abd Saleh saat
jumpa pers dalam acara Press Tour beberapa waktu lalu di Home Base Elang-Elang Perkasa Lembah Bromo.
Lantas bagaimana kisah Sang Gatokaca ini
? Berikut kisah singkat yang dapat
disampaikan : Saat Jabang Tetuko Putra Sang Haryo
Bimoseno, terlahir membuat gempar Khayangan, karena tali pusarnya hanya dapat
dipotong oleh senjata kadewatan (para
dewa). Bayi mungil tersebut
dipercaya oleh para dewa untuk membasmi angkara murka raksasa Dityo Kolo Pracona
yang menyerang Khayangan. Ia menjadi cepat besar, sakti dan perkasa, setelah digembleng
lahir batin oleh para dewa dengan berbagai keahlian sehingga mampu mengatasi
kemelut yang ada di Khayangan.
Setelah dewasa dan memperisteri Putri Pregiwa,
Gathutkaca dinobatkan menjadi Raja Pringgondani. Akan tetapi Brojodento (Kakak dari Ibu
Gatutkaca) tidak bisa menerima kenyataan, sehingga konflik serius pun terjadi. Sebagai Raja yang berjiwa ksatria, Gatutkaca
menghadapi semua permasalahan kerajaan dengan tegas dan bijaksana. Kisah-kisah menarik, menghantarkan sang
Gathutkaca menapak ketinggian di atas awan menyambar kilatan cahaya terang di
langit, sebagai perwira perkasa kusuma bangsa.
Malang,
Nopember 2012
Kepala
Pentak
Sutrisno,
S.Pd, M.Si.
Mayor
Sus NRP 524577
Tidak ada komentar:
Posting Komentar