Pentak
Abd, (25/11), Hanya dalam hitungan jam, seseorang dapat
mengelilingi dunia tanpa mengeluarkan tenaga/keringat dan sudah sampai tujuan
yang diinginkan. Hal itu bisa terwujud
karena teknologi hasil karya cipta manusia.
Teknologi terus berkembang sehingga kehidupan manusia ditopang oleh
hasil karya ciptanya sendiri.
Saat ini dunia memang sudah sangat modern dan
dipenuhi teknologi ekstra canggih. Akan
tetapi patut disayangkan kemampuan daya pikir manusia yang terus berkembang ini
lantas melupakan tradisi leluhurnya yang sebenarnya harus dilestarikan. Bahkan sebagian besar masyarakat menganggap
tradisi tersebut sebagai tindakan sia-sia dan tidak ada gunanya.
Sebagai manusia yang berfikir modern
seharusnya bisa berjiwa besar dan mencoba untuk memahami sesuatu yang belum
diketahui, bukan menghakimi dan memfonis bahwa sesuatu itu sebagai tindakan
sia-sia dan menyimpang dari ajaran agama.
Seandainya semua orang di negeri ini berpendirian sama seperti itu, maka
sudah dapat dipastikan bahwa beberapa tahun kedepan tradisi dan budaya bangsa
yang bernilai sangat tinggi ini, akan hangus dengan sendirinya tanpa campur
tangan bangsa lain.
Menyikapi kenyataan itu, TNI Angkatan Udara
yang merupakan bagian dari elemen bangsa berupaya ikut ambil bagian
melestarikan tradisi dan budaya yang nyaris ditinggalkan oleh bansanya sendiri.
Bertempat di Pangkalan TNI AU Abdulrachman
saleh, Kepala Staf Angkatan Udara, Marsekal TNI Imam Sufa’at yang berpendirian
modern menggelar tradisi ruwatan dengan maksud melestarikan budaya bangsa yang adi luhung ini, seraya memanjatkan doa
kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar elemen bangsa ini terhindar dari petaka dalam
setiap pelaksanaan tugas-tugasnya dalam menjaga kedaulatan negara.
Tradisi Ruwatan yang digelar di Bumi Lembah
Bromo kali ini mengikutsertakan 28 orang Perwira, terdiri dari para Komandan Skadron
Udara dan Komandan Lanud yang memiliki Skadron-Skadron Udara. Disamping meruwat para komandan, pagelaran
ruwatan kali ini juga meruwat alutsista yang dimiliki TNI AU termasuk pesawat
Super Tucano yang baru beberapa bulan dioperasikan di Skadron Udara 21 Lanud
Abd Saleh.
Pelaksanaan Tradisi Ruwatan yang awali dengan
Pagelaran Wayang Kulit dengan dalang Ki. Gutoyo dari Ngawi Jawa Timur ini
dipenuhi warga masyarakat sekitar Lanud Abd Saleh yang tetap setia Nguri-uri tradisi leluhur yang memang
pantas untuk dipertahankan kelestariannya.
Malang,
Nopember 2012
Kepala
Pentak
Sutrisno,
S.Pd, M.Si.
Mayor
Sus NRP 524577
Tidak ada komentar:
Posting Komentar