SELAMAT DATANG DI BLOG PANGKALAN TNI ANGKATAN UDARA ABDULRACHMAN SALEH MALANG

Rabu, 07 April 2010

Pemanfaatan Sampah Organik Dalam mendukung program Penghijauan di Indonesia

Program pemerintah dalam rehabilitasi lahan dan hutan, sudah semakin gencar dilaksanakan. TNI Angkatan Udara sebagai salah satu komponen bangsa
telah, sedang dan terus mendukung program tersebut dengan segala upaya dan memanfaatkan fasilitas yang dimiliki. Khusus di Lanud Abdulrachman Saleh, selain melaksanakan aeroseeding dan penanaman 15.000 pohon di sekitar Pangkalan, juga terus ikut mengupayakan pengawasan dan pemeliharaan setiap pohon atau bibit yang ditanam. Salah satu upaya tersebut adalah dengan membuat pupuk organik cair yang berasal dari pemanfaatan sampah organik.

Berbicara tentang pupuk organik cair itu sendiri, merupakan produk olahan dari sampah sisa makanan, sampah daun dan pohon serta sampah organik lainnya selain plastik atau karet. Pada dasarnya, tumbuhan membutuhkan 3 unsur penting yaitu Natrium (N), Fosfor (P) dan Kalium (K) serta unsur-unsur lain seperti Zi, Fe dan Cr. Dengan menggunakan pupuk kimia NPK atau pupuk buatan lainnya, unsur-unsur tersebut dapat terpenuhi. Namun memiliki efek negatif hingga menghilangkan unsur hara. Penggunaannya pun terbatas karena bila berlebihan dapat mengakibatkan tercemarnya mikoorganisme yang sangat dibutuhkan dalam penguraian senyawa tanah. Sehingga alternatif paling baik adalah menggunakan pupuk padat atau cair organik karena mengandung segala unsur yang dibutuhkan oleh tanah dan tanaman serta tidak meninggalkan residu atau efek negatif. Pupuk organik cair di provinsi Jogjakarta, Jawa Tengah dan Sumatera Selatan telah berhasil diproduksi secara massal dan digunakan sebagai pengganti pupuk buatan atau kimia.

Saat ini, Skadron Udara 4 telah membangun Recycle Squad yang mampu menghasilkan pupuk cair organik dengan menggunakan bahan sisa makanan dan sampah daun atau rumput. Cara pembuatannya pun cukup mudah. Peralatan yang dibutuhkan adalah Tong produksi, Mesin penghancur sampah, Bioaktivator dan bahan sampah organik. Dengan hal tersebut, segala jenis sampah organik tidak akan terbuang sia-sia atau menumpuk. Cara pembuatannya adalah :

1. Siapkan tong produksi. Bahan yang dibutuhkan adalah tong kapasitas 60 liter. Didalamnya dibuat saluran dari pipa PVC ukuran 1 inch yang berguna sebagai ventilasi dan tempat keluarnya pupuk cair.
Pipa tersebut saling tersambung, diberi lubang sebagai tempat mengalirnya cairan yang akan dihasilkan. Sebaiknya lubang-lubang tersebut diberi kasa plastik sehingga sampah padat dan belatung yang ada, tidak ikut keluar. Untuk mengambil hasilnya, buatkan kran yang tersambung oleh pipa-pipa tadi. Posisi kran ± 40 cm dari dasar tong.


2. Siapkan mesin penghancur sampah. Mesin ini berguna untuk menghancurkan sampah-sampah daun, ranting atau rumput sehingga akan mudah dan lebih cepat terurai oleh mikroorganisme. Berdasarkan uji coba yang telah dilaksanakan, sampah yang telah dihancurkan membutuhkan waktu hingga 6 hari untuk menjadi pupuk organik cair. Dibandingkan dengan sampah yang tidak dihancurkan terlebih dahulu, memakan waktu kurang lebih 15 hari untuk terurai. Mesin penghancur sampah yang saat ini dimiliki oleh Recycle Squad Skadron Udara 4 adalah produksi dari tangan-tangan ahli Skadron Teknik 022, sehingga dapat menghemat biaya dan menggunakan bahan rangka berkualitas serta mesin yang prima.

3. Siapkan bahan sampah organik. Sampah kota yang dapat digunakan antara lain sisa makanan, tulang ikan atau sisa bekas daging, kulit atau sisa buah-buahan, sayuran dan nasi. Sedangkan sampah organik lainnya yaitu daun, ranting dan rumput yang akan lebih baik bila dihancurkan terlebih dahulu. Sampah plastik, karet atau bahan mengandung logam tidak dapat digunakan sebagai bahan pupuk organik cair.

4. Bioaktivator. Pada dasarnya, Bioaktivator adalah cairan berisi berbagai mikroorganisme hidup, yang berguna untuk mempercepat proses pembusukan dan penguraian bahan organik. Saat ini, dipasaran telah banyak beredar bioaktivator berbagai merek antara lain Boisca, Beka atau EM4.

5. Proses pembuatan pupuk organik cair. Pertama adalah siapkan tong yang telah dipasang pipa ventilasi, isi dengan sampah organik hingga seperempat tong, semprotkan bioaktivator secara merata, masukkan tumpukan kedua hingga tong setengah penuh dan semprotkan lagi bioaktivator. Ulangi kegiatan tersebut hingga tong terisi penuh. Tutup rapat dan diamkan hingga 1 minggu. Setelah itu periksa isi tong, umumnya sampah telah menyusut sehingga dapat ditambahkan lagi hingga penuh. Jangan lupa untuk menyemprotkan bioaktivator ke sampah baru hingga merata. Umumnya pupuk organik cair sudah dapat diambil hasilnya setelah 14 hari. Dengan posisi kran yang tidak didasar tong, diharapkan pengambilan pupuk cair organik masih menyisakan cairan dibawah kran. Cairan itulah yang banyak mengandung mikroorganisme pengurai dan berfungsi untuk menggantikan bioaktivator dalam proses selanjutnya. Proses pembuatan pupuk cair tersebut cukup sederhana, tidak membutuhkan dana yang besar dan tidak perlu dilaksanakan pengurasan. Walaupun telah ada bukti keberhasilan penggunaan pupuk organik cair, seperti yang dilaksanakan oleh Kerukunan Tani Bantul terhadap lahan jagung hingga menghasilkan 135% dari panen normal (data BPS tahun 2008), namun saat ini produksi pupuk organik cair Recycle Squad Skadron Udara 4 tetap diujicobakan terhadap lahan yang ditanami berbagai tanaman hias dan bunga, pohon cabe serta pohon durian di lingkungan Skadron Udara 4.


Semoga upaya yang dilaksanakan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sehingga program pemerintah dalam rehabilitasi lahan dan hutan Indonesia, tidak terpaku hanya dengan menanam pohon saja. Ikut menjaga dan merawat apa yang kita tanam, membuat kita dapat menepuk dada seraya mengucapkan “Saya benar-benar ikut penghijauan”.


Kontak personel dan pelatihan, hubungi :
“Recycle Squad Skadron Udara 4”


Oleh : Mayor Tek Hardi T.A.




































Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Profil Abd. Saleh

Foto saya
Malang, Jawa Timur, Indonesia
Pangkalan TNI Angkatan Udara Abdulrachman Saleh adalah satuan pelaksana Koopsau II, mempunyai tugas menyiapkan dan melaksanakan pembinaan serta mengoperasikan satuan-satuan yang berada di jajarannya, melaksanakan pembinaan potensi dirgantara dan menyelenggarakan dukungan operasi bagi satuan-satuan dalam rangka melaksanakan tugas operasi udara.