Pentak Abd Saleh (11/6).
Semua orang bercita-cita ingin hidup bahagia karena kebahagiaan
merupakan suatu keingian yang harus dapat diwujudkan di dalam hidup ini. Jika
orang ingin mengubah nasibnya, tentu karena ia ingin hidup bahagia, demikian
penjelasan dari Pamen Bintal Lanud Abd Saleh Letkol Sus Hasan Faqih dalam
tauziyahnya dalam kegiatan Sholat Duha bersama di Masjid Baiturrachman Komplek
Amarta Lanud Abd Saleh yang dilaksanakan setiap hari Rabu. (11/6).
Kebahagiaan
adalah suatu kondisi kejiwaan dan spiritual yang senantiasa bersyukur serta
menerima kehidupan dalam kondisi apapun, termasuk senang, susah, sukses, gagal,
kaya, maupun miskin. Setiap orang berhak
untuk kaya, kita berhak memiliki uang untuk menikmati hidup yang sempurna, bahagia,
dan sejahtera. Namun, kekayaan seperti apa yang bisa
membahagiakan kita. Tidak semua semua
orang berhasil mendapatkan kebahagiaan. Pada umumnya manusia mencari kebahagiaan
melalui harta benda. Banyak diantara
kita yang berfikir bahwa dengan harta yang banyak maka akan bahagia atau
sebaliknya, jika kekurangan maka akan susah.
Pada kenyataanya tidak semua orang
yang mempunyai harta berlebih akan hidup bahagia, akan tetapi tidak semua yang
kekurangan itu selalu susah hidupnya. Kesadaran pokok untuk menempuh kebahagiaan
bagi seorang muslim adalah keimanan terhadap Allah Subhanahuwata’ala. Jika
keimanan ini tidak ada maka segala apa yang ada tidak akan membuat kita bahagia,
lanjutnya.
Lebih
lanjut dikatakan, bahwa kebahagiaan terbagi menjadi dua ; kebahagiaan lahir dan
bathin. Kebahagiaan lahir meliputi sandang , pangan,
dan papan. Manusia tidak perlu belajar
tentang ketiganya, karena manusia telah dibekali dengan akal untuk memikirkan
hal tersebut. Logika manusia sudah bisa
menalar tanpa harus bertanya dahulu tentang hal dunia. Sementara kebahagiaan batin adalah ketenangan
yang ada di dalam diri kita, jika keduanya seimbang maka kita akan menemukan
apa itu kebahagiaan.
Demikian
halnya dalam ibadah, maka sangat penting memiliki ilmu. Allah menurunkan Al Quran, mengutus para
Rasul tujuannya adalah ilmu yang digunakan untuk beribadah kepada Allah
Subhanahu wata’ala. Ibadah tanpa ilmu
maka akan sia-sia dan lumpuh. Untuk
urusan agama maka kita harus mencontoh Rasulullah Shallallahu ’alaihi wasallam
yaitu dengan ilmu. Tanpa ilmu amal akan
tertolak. maka di sinilah letak kewajiban kita untuk menuntut ilmu, katanya
mengakhiri tauziyahnya pada hari ini.
Malang, Juni 2014
Kepala Pentak
Sutrisno, S.Pd, M.Si.
Letkol Sus NRP 524577
Tidak ada komentar:
Posting Komentar